Monday, August 17, 2015

Sukses


Sukses… kata yang sering saya dengar ketika saya menanyakan tentang impian mereka. Tapi ketika saya tanyakan sukses seperti apa yang mereka maksud, banyak jawaban yang nanggung dan gak jelas. Mayoritas jawaban yang saya tangkap tidak jauh-jauh dari keluarga bahagia, punya rumah, mobil, umroh, haji dan meninggal tenang saat tua.

Bahkan banyak dari mereka yang mengatakan “Uang bukan segalanya, tetapi segalanya butuh uang”. Kekuatan finansial berperan besar untuk keharmonisan keluarga,  mau punya rumah, mobil, umroh dan haji pun juga membutuhkan uang. Parameter kesuksesan bagi mereka adalah kekuatan finansial yang kuat dan mandiri.

Saya tidak menyalahkan atau menyanggah statement mereka, karena definisi sukses tidaklah mutlak, tidaklah tentang salah atau benar, 0 atau 1, positif atau negatif.

Sering saya reuni dengan teman-teman, berbicara tentang kehidupan teman-teman yang lain. “Si A sudah sukses sekarang, dia sudah punya ini itu, dia sudah jadi ini itu.”

Dari situ saya berpikir, kadang merenung, kita sebagai manusia sebenernya diciptakan Allah SWT karena suatu alasan dan tujuan.

Sedikit tidak masuk akal jika Allah SWT mengutus ratusan nabi, memerintahkan kita untuk mengimani 25 nabi dan mengkaji Al-Quran beserta Hadist, “hanya” untuk membentuk keluarga bahagia, punya rumah, mobil, umroh, haji dan meninggal tenang saat tua.

Apabila kekuatan finansial adalah suatu bentuk kesuksesan, apakah Fir’aun juga bisa kita sebut sebagai orang sukses? Apakah pejabat-pejabat di pemerintahan bisa kita sebut sebagai orang sukses? Apakah George W. Bush Jr. bisa kita sebut sebagai orang sukses?

Rasulullah SAW adalah orang yang kaya raya, beliau juga menjadi seorang pemimpin yang bijak. Ada sebuah riwayat yang menceritakan, sebuah kota yang kekeringan. Sumber air dikuasai oleh oknum tertentu. Beliau tidak serta merta berbicara “acuhkanlah, biarkan, itu hanyalah kehidupan duniawi, yang kita kejar adalah kehidupan di akhirat”. Tetapi beliau berusaha menguasai sumber air itu, tidak dengan kekerasan, melainkan dengan bernegosiasi dan membeli sumber air itu untuk rakyat.

Banyak orang berkelit, “saya bukan nabi, gak mungkin saya bisa kayak nabi”. Ini mengingatkan saya akan buku karangan ippho santosa. Padahal semua pencapaian Rasulullah SAW tidak diraih dengan menghidupkan orang mati, atau menyembuhkan orang sakit, membelah lautan, atau berbicara dengan binatang. Beliau meraihnya dengan cara yang alami dan manusiawi. Karena itu beliau menjadi tauladan untuk umat muslim hingga akhir jaman.

  1. Beliau menjadi panglima perang karena beliau berlatih, bersiasat, dan berjuang.
  2. Beliau menjadi pemimpin karena beliau mempunyai visi yang jelas.
  3. Beliau menjadi pedagang yang berhsil karena beliau menjaga amanah, menjaga mutu, dan menepati janji.
  4. Beliau menjadi pendakwah karena beliau mengadakan percakapan dengan umatnya dengan sopan dan sungguh bijak.

Ada seorang kaya di suatu perkampungan, beliau selalu menyedekahkan harta nya untuk orang-orang sekitar, menyekolahkan anak-anak yatim, membangun masjid untuk tempat beribadah, memberangkatkan haji dan umroh untuk beberapa kerabat dan keluarganya. Beliau juga menyediakan lapangan pekerjaan untuk orang-orang yang membutuhkan. Beliau bukanlah nabi, beliau orang terdekat yang menjadi panutan saya selain Rasulullah SAW.

Sebenernya, islam menganjurkan kita untuk menjadi muslim yang kuat, termasuk kuat secara finansial. Karena dengan kekuatan finansial, kita akan lebih mudah dalam beribadah, meningkatkan bargaining position, menegakkan ekonomi syariah, menuntut ilmu, dan menafkahi keluarga. Dengan kekuatan finansial itu apa yang mau kita perbuat? apa yang mau kita amalkan? apa yang mau kita ibadahkan? Begitu pula sebaliknya, kefakiran akan mendekatkan kita dengan kekufuran.

Dari cerita ini ada kesimpulan bahwa kekuatan finansial memanglah bukanlah suatu tujuan, bukanlah suatu bentuk kesuksesan. Kekuatan finansial adalah alat untuk mencapai kesuksesan, alat untuk mencapai tujuan.

1 comment:

  1. Orang sukses itu sebenarnya tidak menyukai apa yang mereka lakukan, tapi karena mereka bertekad untuk sukes, maka tetap dilawan dan bekerja keras dari siang hingga malam.

    ReplyDelete